Category Archives: Letter from Daddy

KBO Bulan Ini


Buah tangan dalam seikat lembaran uang

“Daddy kangen sama kalian”

Itu yang terlintas di pikiran. KBO Bulan lalu sempat membuat Daddy kecewa bukan lantaran KBO nya, tapi orang-orang yang Daddy tunggu tidak akan berjumpa kali ini. Iya, sempat ada rasa marah, karena ini bukan yang pertama.

Tapi banyak nasihat menunjukkan bahwa itulah ujian keimanan seseorang. Ups..! Ya mudah-mudahan ini Ujian dan bukan Azab dari Allah. Bahwa Yakin dengan Takdir baik dan buruk adalah bukti keimanan seorang muslim. Karena hakikatnya tidak ada hal buruk melainkan akal manusia yang tak mampu melihat kesempurnaan narasi kehidupan.

Daddy bawa oleh-oleh buat kalian. Maafkan Daddy kalau tidak seberapa. Tapi insya Allah ini Halal. Makan dan gunakanlah dengan baik, karena ianya akan habis tapi tidak dengan cinta yang berada di baliknya.

Salam sayang.. _Daddy_

Letter for my Aqila


Aqila.. ga perlu khawatir untuk menghadapi ujian Juz 29. Kelak Aqila akan bertemu dengan banyak lagi ujian demi ujian.. Tapi Aqila punya Allah, dan Allah dzat yang akan sangat kita rindukan kelak walau sering terlupa terutama saat semua tampak baik² saja.

Aqila ga bisa bergantung sama Daddy atau Bunda atau siapapun di dunia ini. Meski demikian, kami tetap ada buat Aqila. Ingat kisah nabi Yusuf? Ayahnya Yaqub tetap menjaganya walau terpisah jarak yg jauh dan untuk waktu yg sangat lama.

My dear Aqila ..
Daddy pernah bilang kalau ga ada orang yg siap diberi ujian karena kalau dia siap maka ujian itu tidak lagi bermakna sebagai ujian.

Itulah bedanya antara ujian dan latihan. Kalau ujian tujuannya agar kita naik tingkat, kalau latihan agar kita lebih mahir.. Karena naik itu berat maka itulah hakikat ujian, kalau ringan maka sesungguhnya dia bukan lagi sebuah ujian tapi latihan.

Ko bisa ujian terasa ringan seperti latihan? Bisa dong, karena Aqila sudah naik tingkat lebih dulu sebelum ujian diberikan. Gmn caranya? Latihan sebelum ujian..

Tapi ingat..
Yang paling penting dari ujian bukan siap atau tidaknya Aqila, lulus atau tidaknya Aqila. Tapi seberapa besar tawakkal Aqila kepada Allah..

tawakkal ‘alallah atau Aqila berpasrah diri pada kehendak Allah, itu yang Aqila harus yakinkan.

Dan karena Allah sesuai persangkaan hambaNya, setelah Aqila tawakkal alallah, Aqila kuatkan ikhtiarnya agar Allah sempurnakan hasil ikhtiarnya dengan memberi yg terbaik. Ingat ya.. terbaik menurut Allah. 🙂

Ikhtiar itu kaya angka 1, 2, 3, dst.. semakin kuat ikhtiarnya semakin besar angkanya. Sedang tawakkal itu kaya angka 0. Kehendak Allah ﷻ itu adalah × + ÷ – nya.. Daddy bisa jelaskan nanti kalau kita ketemu.

My dear Hasan dan Maryam.. Pesan ini pun buat kalian. Apa yg kalian hadapi tidak lebih ringan dari yg dihadapi Aqila, tapi lagi² kalian punya Allah, dan percayalah nabi Yaqub selalu ada untuk anaknya Yusuf.. Bahkan kalau pun nanti Daddy sudah ga ada lagi, semangat ini hendaknya tetap ada di dada kalian dan anak cucu kalian 🙂