Bagimu yang sedang Berjuang


Beruntungnya orang yang sedang bermujahadah dan ia beriman. Saat hasil melimpah, sesuai harapan, dan diberi kelapangan dia bersyukur. Namun di saat sempit, sulit, dan paceklik, dia bersabar.

Tak ada di antara 2 kondisi itu yg membuatnya rugi, karena pahala terus mengalir baik di kala syukur ataupun sabar.

Hanya tiap orang Maqom nya berbeda-beda. Ada yang sampai depresi di kala sempit namun ada pula yg lupa diri di kala lapang. Di sinilah perlu ukhuwah islamiyah utk membantu sesama muslim.

Betapa beruntungnya orang beriman. Di kala saudaranya susah ia membantunya dan itu baik. Di kala saudaranya senang ia pun ikut bahagia mendoakan keberkahannya dan itu baik. Di kala saudaranya dihujat dan diumbar aibnya ia berusaha menutupinya, dan itu pun baik..

Maa syaa Allah..

You always be my little boy


Terharu melihat uang yang diberikan mama ketika aku akan berangkat ke Jakarta. Ia katakan ini uang kecil biar nanti gampang kalau ada perlu di jalan. Tapi yang kutangkap adalah ini uang yang ada pada Mama. Pakailah, tinggal ini yang mama bisa berikan.

Terima kasih, Ma..

Bukan waktunya lagi mama atau papa mengkhawatirkan diri kami. Tapi kalian tetap “melayani” kami seolah waktu terhenti ketika kami masih kanak-kanak dahulu. Kalian tampak semakin ringkih, tapi tidak kasih sayang kalian kepada kami.

Tak terhitung bulir air mata saat jari ini mengetik tulisan ini dengan harapan agar ia abadi dan menjadi pelajaran di kemudian hari. Semoga saja..

Titik Luka


Orang bisa tidak mengerti mengapa kita seperti berlebihan merespon suatu hal. Itu karena mereka tidak mengalami sendiri sejarah yang kita lalui. Kita pun sering gagal menyampaikannya lantaran besarnya muatan emosi yang terjadi pada titik-titik tertentu di masa lalu.

Hal ini menambah keanehan yang dilihat oleh orang lain. Secara egoistik, dorongan kekanak-kanakan sering muncul dalam bentuk ingin dipahami oleh orang lain. Namun pemahaman tidaklah datang dengan sendirinya seandainya kita tidak menyampaikan dengan cukup jelas apa yang sedang terjadi. Situasi canggung kerap terjadi, dan kita semakin larut dalam pusaran rumit emosi kita sendiri.

Apa yang bisa dilakukan hanya tinggal menunggu turunnya tensi emosi dan kecanggungan dan berharap ia akan memicu salah satu pihak untuk mulai membuka diri dan berkata “we’ve got a situation here”. Atau lebih buruk lagi, “let bygones be bygones.”

Lalu apa titik luka kali ini?

Tolong jangan dukung anak untuk menyelisihi ayahnya sekalipun dimaksudkan secara tersembunyi karena itu menyakiti perasaan si ayah. Kalau memang ada hal yg tidak disepakati tetap sampaikan dulu kepada sang ayah untuk mempertimbangkan ulang keputusannya dan itu lebih elegan tanpa harus sembunyi². Tapi kalau sampai terang²an di depan sang ayah seperti apa yg pernah dirasakannya atas sikap ART saat di meja makan kala Covid lalu atau saat di pinggir kolam renang dulu, maka hal itu benar² penghinaan atas marwah sang ayah secara jelas di depan anak²nya. Tapi ingat, sekalipun dilakukan dengan halus dan tersembunyi sekalipun, tetaplah itu menciderai sosok sang ayah di mata anak²nya yang secara tidak langsung mengajarkan mereka untuk “melawan” secara halus dan diam-diam.

Kalau begitu, pelajaran apa yang sesungguhnya sedang kita ajarkan kepada anak²?

Why did you marry him?


Rasanya..

Tak ada yang lebih menyakitkan dibanding perkataan negatif anak kepada eksistensi orang tuanya.

Dan mengapa begitu naif untuk meneruskan perkataan itu sehingga diterima dengan baik kepada orang tua yang dimaksud.

Iya, masih kanak-kanak. Tapi justru di masa itulah segala hal dapat tarpatri dan fundamental dalam bangunan kepribadian anak.

Kalaulah ditolak dalam bawah sadar anak menjadi takdir diri ini, semoga Allah ﷻ berikan kemampuan untuk jalani sisa hidup yang ada.

Entah apa yang akan terjadi, itu rahasia Allah. Dendam, kebencian, kemarahan, penyangkalan, penyesalan, rasa malu, atau bahkan sikap acuh tak acuh, semoga jauh dari itu semua.

KBO Bulan Ini


Buah tangan dalam seikat lembaran uang

“Daddy kangen sama kalian”

Itu yang terlintas di pikiran. KBO Bulan lalu sempat membuat Daddy kecewa bukan lantaran KBO nya, tapi orang-orang yang Daddy tunggu tidak akan berjumpa kali ini. Iya, sempat ada rasa marah, karena ini bukan yang pertama.

Tapi banyak nasihat menunjukkan bahwa itulah ujian keimanan seseorang. Ups..! Ya mudah-mudahan ini Ujian dan bukan Azab dari Allah. Bahwa Yakin dengan Takdir baik dan buruk adalah bukti keimanan seorang muslim. Karena hakikatnya tidak ada hal buruk melainkan akal manusia yang tak mampu melihat kesempurnaan narasi kehidupan.

Daddy bawa oleh-oleh buat kalian. Maafkan Daddy kalau tidak seberapa. Tapi insya Allah ini Halal. Makan dan gunakanlah dengan baik, karena ianya akan habis tapi tidak dengan cinta yang berada di baliknya.

Salam sayang.. _Daddy_


Apa ini artinya, mereka lebih baik dengan keadaan sekarang?

Pikiran ini tak ayal membuat sedih, mungkin saja benar, atau mungkin ada penjelasan lain namun faktanya demikian.

Mendapat kabar anak-anak nilai rapornya semakin baik, bahkan mungkin inilah yang terbaik sejak 3-4 tahun terakhir tentu membahagiakan dan membuat bangga Daddy nya. Bahkan Anak-anak kabarnya sudah punya halaqoh rutin dengan bundanya, halaqoh untuk memulai belajar untuk mengkondisikan anak-anak dalam situasi menuntut ilmu dan untuk mengundang keberkahan. Is that Good, isn’t?..

Meski di tahun 2017, itu lah yang menjadi angan-angan untuk dilakukan di rumah baru, Margahayu. Namun, angan hanya sebatas wacana, mungkin karena Daddy nya sendiri ga pernah pulang di waktu yang tepat, lebih sering pulang setelah lewat magrib di mana anak-anak biasanya sudah bersiap untuk tidur. Dan bundanya..? saat itu pun sudah sangat sibuk dengan urusannya mengurus usahanya menambah pundi-pundi uang rumah tangga.

Money is money.. entah kenapa saat itu harta terus menjadi sebuah angka nominal yang terus dikejar walau pada akhirnya diri ini tau tidak sekalipun pernah merasa cukup. Selalu saja kurang.. cari lagi dan cari lagi.. pulang lebih malam.. Padahal lihatlah saat ia hendak dihisab saja, apa yang dirasa? Was-was.. Why?

Besok ada panggilan ke kantor Pajak. Yang pasti hati ga tenang. Padahal bukan maling atau koruptor, namun hati ini tau yang sebenarnya bahwa kalaulah semua income dihitung pastilah apa yang telah terbayar kurang dari seharusnya. Diri ini hendak Protes!. Karena pada dasarnya ia jauh lebih jujur dibanding banyak rakyat lain di luar sana. Namun bila semua dihitung bagaimana kami akan membayarnya? Lebih sederhana lagi, bagaimana cara menghitungnya, karena income-income yang menjadi sumber kecemasan itu adalah income-income dari Usaha istri yang landasannya saja untuk bisa jajan dan tidak tergantung suami. Jangankan tau nilai yang sesungguhnya, apalagi melihat rekeningnya, HP nya pun saja Haram dilihat. Menghitung itu semua dengan angka real hanya akan memperumit keadaan yang sudah rumit. Terlebih.. Seharusnya kami pantas memperoleh santunan dan bukan yang menyuplai negara, sudah jelas keadaan kami Miskin, makan saja tidak cukup sehingga harus menumpang saat 2021 silam. Apa yang bisa diperoleh dengan upah di bawah UMK untuk keluarga berisikan 7 orang?.. Income istri dari usahanya dan dari pemberian sana sini gimana, kan ada?? Itu hal ghaib!! Tapi diri inilah yang akan ditanya nanti. Miris kan..!? itulah realitasnya. Seorang suami, kepala rumah tangga, saat di akhirat nanti pun demikian. Tau atau tidak tau bukan alasan, tetap ia yang akan ditanya.

Namun Engkau Ada ya Allah, Engkau Maha Tahu, Maha Menyaksikan. Engkau tahu bahwa hamba menjauhkan diri dari kedustaan. Karena itu mudahkan urusan hamba ya Allah, istiqomahkan seterusnya.

Aamiin..


Ga mudah untuk menerima bahwa ada yang memberi kemudahan berupa pinjaman kendaraan kepada bundanya anak-anak. Cemburu iya.. was-was iya juga. Tapi rasa rendah diri juga iya. Sepuluh tahun lebih berumah tangga tidak ada kendaraan atau rumah yang dihasilkan dari kerja belasan tahun.

Unspecified Loneliness


Baru masuk pekan ke tiga dan air mata ini pun menjalankan perannya untuk membasahi hati yang kian kering oleh kesendirian..

Letter for my Aqila


Aqila.. ga perlu khawatir untuk menghadapi ujian Juz 29. Kelak Aqila akan bertemu dengan banyak lagi ujian demi ujian.. Tapi Aqila punya Allah, dan Allah dzat yang akan sangat kita rindukan kelak walau sering terlupa terutama saat semua tampak baik² saja.

Aqila ga bisa bergantung sama Daddy atau Bunda atau siapapun di dunia ini. Meski demikian, kami tetap ada buat Aqila. Ingat kisah nabi Yusuf? Ayahnya Yaqub tetap menjaganya walau terpisah jarak yg jauh dan untuk waktu yg sangat lama.

My dear Aqila ..
Daddy pernah bilang kalau ga ada orang yg siap diberi ujian karena kalau dia siap maka ujian itu tidak lagi bermakna sebagai ujian.

Itulah bedanya antara ujian dan latihan. Kalau ujian tujuannya agar kita naik tingkat, kalau latihan agar kita lebih mahir.. Karena naik itu berat maka itulah hakikat ujian, kalau ringan maka sesungguhnya dia bukan lagi sebuah ujian tapi latihan.

Ko bisa ujian terasa ringan seperti latihan? Bisa dong, karena Aqila sudah naik tingkat lebih dulu sebelum ujian diberikan. Gmn caranya? Latihan sebelum ujian..

Tapi ingat..
Yang paling penting dari ujian bukan siap atau tidaknya Aqila, lulus atau tidaknya Aqila. Tapi seberapa besar tawakkal Aqila kepada Allah..

tawakkal ‘alallah atau Aqila berpasrah diri pada kehendak Allah, itu yang Aqila harus yakinkan.

Dan karena Allah sesuai persangkaan hambaNya, setelah Aqila tawakkal alallah, Aqila kuatkan ikhtiarnya agar Allah sempurnakan hasil ikhtiarnya dengan memberi yg terbaik. Ingat ya.. terbaik menurut Allah. 🙂

Ikhtiar itu kaya angka 1, 2, 3, dst.. semakin kuat ikhtiarnya semakin besar angkanya. Sedang tawakkal itu kaya angka 0. Kehendak Allah ﷻ itu adalah × + ÷ – nya.. Daddy bisa jelaskan nanti kalau kita ketemu.

My dear Hasan dan Maryam.. Pesan ini pun buat kalian. Apa yg kalian hadapi tidak lebih ringan dari yg dihadapi Aqila, tapi lagi² kalian punya Allah, dan percayalah nabi Yaqub selalu ada untuk anaknya Yusuf.. Bahkan kalau pun nanti Daddy sudah ga ada lagi, semangat ini hendaknya tetap ada di dada kalian dan anak cucu kalian 🙂

Semua sudah siap


Hari ini mau berangkat ke tempat kerja.. tertegun lihat telur yang khusus disiapkan buat diri ini.. dan buat seisi rumah pun sudah siap tersaji. Jam 10 lewat 5 menit, dan ini sudah siap 1-2 jam yang lalu. Syukron Ma.. jazakillah khairan katsiran.. di usia yang seperti saat ini pun mama sudah siapkan layaknya aku masih di usia puluhan tahun silam.

Sudah mau berangkat, tapi kayanya akan kutunggu mama untuk bisa ucap salam berpisah.